Go Wireless Electricity

Diposting oleh vic kun 3.09.2009

Beberapa hari yang lalu dalam testi fs vkun ada temen yang tanya bisa gak listrik dialirkan tanpa melalui kabel, kayak wifi geto...ampun deh tanyanya macem-macem ^,^ bingung juga vkun ditanya begetoo. Tapi sebagai temen, ya bantu mikir juga ,,, ya buka mo gak mo ya buka buku kuliah deh. trus dapat gak?? mo tau?? yuk ikut...


Sebenarnya teknologi pentransferan energi listrik tanpa kabel atau transmisi power wireless ini sebenarnya sudah lama didemonstrasikan oleh Nicholas Joseph Callan pada 1836, dengan menggunakan kumparan (coil) induksi yang terdiri dari dua gulungan kabel yang diisolasi. Kumparan pertama yang dialiri listrik dari baterai menginduksi kumparan kedua yang diletakkan berjauhan. Callan menggabungkan hasil penemuan dua ilmuwan sebelumnya, yakni William Sturgeon dan Michael Faraday. Sturgeon menemukan elektromagnet hasil mengaliri kabel yang dilingkarkan pada sebatang besi pada kumparan, sementara Michael Faraday yang menemukan prinsip induksi elektromagnetik, yakni perubahan medan magnet dapat mempengaruhi aliran listrik pada kabel yang berada di dekatnya.

Pada awal 1900-an, Nicola Tesla berhasil menyalakan lampu tanpa kabel power di ruang eksperimennya! Penemuan Tesla ini sangat mengesankan, namun tidak serta merta langsung disebarluaskan dan dikembangkan sebagai metode transmisi listrik wireless. Namun aplikasinya sekarang sudah banyak, seperti pada sikat gigi elektrik yang banyak di pasaran. Trus bagaimana caranya?? (mode bingung ON)

Ambil contoh sikat gigi elektrik tadi. Bila kita menggunakan charger tradisional tentu akan membahayakan, karena hampir semua sikat gigi setiap harinya terkena air. Sikat gigi elektrik di-charge menggunakan coupling induktif. Metode ini menggunakan medan magnet yang secara alami terdapat pada kabel yang dialiri listrik. Setiap kali arus listrik bergerak melalui seutas kabel, sebuah lingkaran medan magnet tercipta di sekelilingnya. Menggulung kabel menjadi sebuah kumparan akan meningkatkan medan magnet. Semakin banyak putaran kabel pada sebuah kumparan, semakin besar medan magnet yang dapat dihasilkan. Jika ada gulungan kabel lainnya yang diletakkan pada medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan tadi, arus listrik akan terinduksi ke dalam kabel tersebut. Begitulah inti dari cara kerja sebuah transformer, dan bagaimana sebuah sikat gigi elektrik di-charge. Berikut tiga langkah system charge wireless pada sikat gigi listrik:

1. Arus listrik berasal dari stopkontak di dinding mengalir melalui di dalam charger yang menghasilkan medan magnet. Dalam transformer, kumparan ini disebut dengan primary winding (gulungan utama)
2. Ketika sikat gigi elektrik diletakkan di atas charger, medan magnet yang dihasilkan primary winding menginduksi arus listrik ke dalam kumparan yang ada didalam sikat gigi elektrik yang disebut dengan secondary winding gulungan kedua ). Secondary winding ini terhubung langsung dengan baterai di dalam sikat gigi elektrik.
3. Arus listrik dari secondary winding me-recharge baterai.

Itu tadi transfer listrik tanpa kabel pada sikat gigi elektrik. Trus bagaimana pada benda yang lain? Peralatan elektronik rumah tangga menghasilkan medan magnet yang relatif kecil. Oleh karena itu, charger wireless harus diletakkan berdekatan agar dapat menginduksi arus listrik ke dalam peralatan elektronik tersebut. Medan magnet yang besar dan kuat dapat menginduksi peralatan elektronik dari jarak yang lebih jauh. Tapi, prosesnya akan sangat tidak efisien. Medan magnet yang menyebar ke seluruh pojok ruangan akan memakan energi yang besar, dan itu berarti pemborosan.

Pada November 2006, para peneliti di MIT melaporkan bahwa mereka telah menemukan sebuah cara yang efisien untuk mentransfer listrik antarkumparan yang berjarak beberapa meter. Tim ini membuat teori bahwa mereka dapat memperpanjang jarak antarkumparan dengan menambahkan resonansi pada frekuensi medan magnet yang sama. Analoginya ada pada terompet. Ukuran dan bentuk fisik terompet mencerminkan kepada frekuensi berapa ia bergetar, yang dikenal dengan frekuensi resonansi. Benda-benda lebih mudah digetarkan pada frekuensi resonansinya, ketimbang pada frekuensi lain. Itulah sebabnya, jika sebuah terompet dimainkan dapat mengakibatkan terompet lain di dekatnya ikut bergetar. Kedua terompet memiliki frekuensi resonansi yang sama. Hasil penelitian di MIT tersebut menunjukkan bahwa induksi dapat terjadi jika medan elektromagnet di sekitar kumparan beresonansi pada frekuensi yang sama.

Teori tersebut menggunakan kumparan melengkung, yang menyerupai bando, sebagai induktor. Pada kedua ujung kumparan tersebut dipasang piringan kecil yang dapat menyimpan listrik. Pada saat listrik mengalir, kumparan mulai beresonansi. Frekuensi resonansi kumparan ini diperoleh dari hasil penginduksian kumparan dan piringan kecil. Pada sistem ini, listrik berjalan sepanjang gelombang elektromagnetik, dan dapat disalurkan dari satu kumparan ke kumparan lainnya selama mereka memiliki frekuensi resonansi yang sama. Efek yang dihasilkannya sama seperti yang terjadi pada satu terompet yang ditiup dapat menyebabkan terompet ain ikut berbunyi.

11 komentar
  1. Arif BE Said,

    Maju terus Penelitian Teknologi Elektro untuk kesejahteraan umat manusia. Salam SUKSES !!!

    Posted on 15 Maret 2009 pukul 03.30

     
  2. kemampul Said,

    wah...asyik artikelnya...bikin penasaran & jadi pengen blajar lagi..

    Posted on 6 April 2009 pukul 05.19

     
  3. Risti Said,

    penjelasannya lengkap dan akurat, jadi nambah wawasan nich..

    good job sob.

    Posted on 17 April 2009 pukul 18.15

     
  4. kun Said,

    @ kemampul : yoi sob...belajar trus!!!
    @ Arif n Risti : thanks ya...jadi nambah semangat blogging hehe

    Posted on 18 April 2009 pukul 01.17

     
  5. ardi33 Said,

    weeelleeeehh....bisa belajar niih...

    Posted on 25 April 2009 pukul 02.41

     
  6. Unknown Said,

    wah , Professor blogger indonesia ne !1
    wekekekekee

    Posted on 27 Mei 2009 pukul 18.16

     
  7. enggalicious Said,

    omg , ayahabb klo listrik wireless ..
    mati kesetrum dehh gue !!

    Posted on 27 Juli 2009 pukul 02.02

     
  8. Berarti pinter orang jaman dulu dong, manusia sekarang hanya mengembangkan

    Posted on 15 April 2013 pukul 23.50

     
  9. penjelasannya lengkap dan akurat, jadi nambah wawasan nich..

    Posted on 14 Juni 2013 pukul 06.52

     
  10. mantap artikelnya

    Posted on 10 Oktober 2013 pukul 17.26

     
  11. nice info sob...nambah nambah pengetahuan.
    lanjutkan gan

    Posted on 11 Oktober 2013 pukul 07.57

     

Posting Komentar

Kategori